Sabtu, 24 Oktober 2009

IKHLAS KUNCI SUKSES TERKABULNYA DOA

SEBUAH LANGKAH UPGRADE HARDWARE OTAK & BAWAH SADAR
(sebelum ini pernah ditulis untuk Buletin Ikab Batara Edisi 1/2009)
Masalah adalah kenyataan hidup yang harus dihadapi setiap manusia dalam kehidupannya. Tanpa masalah tak mungkin manusia bisa berkembang dan eksis dalam hidupnya. Karena masalah hakekatnya adalah hidup. Orang kalau mau hidup harus siap untuk menghadapi masalah, apapun masalah yang dihadapinya1. (Steba City)

Masalah yang dimaksud bisa kecil atau besar dan bagaimana menghadapi masalah-masalah itu setiap manusia punya cara untuk menyelesaikannya. Ujung dari selesainya masalah-masalah itu selalu menyangkut dua hal, sebagai contoh salah satunya bisa kita sebut ”berhasil” dan ”tidak berhasil” atau ”sukses” dan ”tidak sukses”.

Baru-baru ini penulis mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan meng upgrade hardware otak dan kekuatan bawah sadar yang lahir dari bukunya Erbe Sentanu yang berjudul ’Quantum Ikhlas’ dan pada suatu kesempatan pernah penulis bagikan kepada seluruh warga dari Ikatan Keluarga Besar Bank Tabungan Negara melalui tulisan yang dimuat di Buletin Ikab Batara dan pada kesempatan ini juga penulis bagikan untuk Keluarga Besar Haji JKG 3-4, agar dapat mengambil manfaatnya khususnya dalam upaya menghadapi masalah/kesulitan/chaos.

Setiap manusia untuk bisa meraih keberhasilan atau kesuksesan yang besar, dia harus meraihnya dengan melawan musuh yang besar pula, bukan musuh yang kecil-kecilan. Bagaimana mencari musuh besar kita, Hadis Nabi besar Muhammad saw mengatakan bahwa musuh besar manusia itu adalah hawa nafsu yang ada pada dirinya sendiri”.2 Dalam menghadapi masalah itu seringkali dilakukan dengan cara ”menekan perasaan” dengan menyimpannya di dalam hati yang akan terus menumpuk di dalam hati yang tentu kita semua pernah mengalami namun seberapa kuat karena ada keterbatasannya atau dengan ”melampiaskan perasaannya” yang bisa menimbulkan efek munculnya emosi lainnya yang sekejap kita bisa puas dengan pelampiasan itu tapi tanpa sadar tidak menyelesaikan masalahnya itu sendiri. Banyak orang yang menasehati kalau menghadapi suatu masalah supaya diikhlaskan saja, tapi meskipun sudah mengikhlaskan, rasanya masalah yang dihadapi itu belum selesai juga. Mengenai kondisi ini ternyata baru penulis ketahui setelah penulis mengikuti pelatihan ”Mindfocus” dan ”Heartfocus” yang diselenggarakan oleh Katahati Institute yang dibimbing oleh Erbe Sentanu3, kedua cara tersebut baik ’menekan’ maupun ’melampiaskan’ perasaan adalah cara yang salah, yang seharusnya dilakukan adalah dengan cara mengikhlaskan perasaan, melalui serangkaian aktivitas hati, pertama menerima masalah yang menimpa kita itu, kemudian melepaskan masalah itu, selanjutnya menyelami masalah/kesulitan yang dihadapi dengan langkah ini kita telah melakukan upgrade hardware otak dan kekuatan bawah sadar kita dan berikutnya kita siap mengalami perubahan atau keajaiban-keajaiban yang membuat kita damai.

Untuk mencapai kondisi ikhlas itu selalu ada hambatannya yang tidak lain karena adanya emosi yang selalu menyelimuti hati manusia, Erbe Sentanu membagi emosi itu sesuai bentuknya menjadi 9 (sembilan) yang dibedakannya dalam 3 (tiga) tingkat energi dari yang rendah energinya, yaitu putus asa, sedih (kecewa) dan takut, yang lebih tinggi energinya seperti nafsu, marah dan sombong yang merupakan emosi yang negatif dan yang sangat tinggi energinya seperti berani, menerima dan damai merupakan emosi positif.4 Seseorang yang emosinya termasuk dalam kategori negatif (putus asa, sedih/kecewa, takut, nafsu, marah dan sombong) berarti sedang dalam masalah, karena itu untuk masuk ke zona ikhlas harus segera menerima emosi negatif yang menimpanya itu, lalu melepaskan emosi negatif itu baru menyelaminya, maka dia telah mempersilahkan hadirnya rasa damai, tenang dan bahagia. Sebagai contoh seseorang yang sakit, dia sedang mengalami suatu kejadian yang diliputi rasa ketidaksukaan, karena itu dia mengeluhkan sakitnya yang akhirnya perasaannya tertekan, dalam keadaan seperti itu dia berdoa agar segera sembuh, maka doanya untuk sembuh itu terkabulkan hanya dengan kekuatan ikhlas yaitu sakit yang dideritanya diakui, dinikmati, dialami dan dilepaskan maka terjadilah quantum dan terjadilah kesembuhan. Allah swt dalam Al Qur’an surat Al Insyirah ayat 5-6 bersabda: Sesungguhnya bersama kesulitan itu tersimpan kemudahan dan sungguh bersama kesulitan itu Kemudahan”. Apabila kesulitan, kekacauan, kegelapan atau adanya krisis yang disebabkan oleh seseorang, maka sikap ikhlas yang segera dilakukan adalah secepat mungkin ubah status orang itu, orang yang mengganggu kita itu segera kita naikkan derajadnya yang setinggi-tingginya, misalnya jadikan orang itu sebagai guru besar kita yang akan membimbing kita menuju ke kesempurnaan untuk kita, sebagai jalan yang telah Allah swt berikan untuk kita. Demikian seluruh rangkaian tulisan yang diharapkan dapat bermanfaat dan semoga kita siap mengalami berbagai keajaiban karena doa kita semuanya terkabulkan.

1 http://yudimarta.wordpress.com, Steba City, 16 Mei 2008.

2 Bukhori Muslim, “Hadist nabi Muhammad saw” ;

3 Pelatihan Heart Focus yang diselenggarakan oleh Kata Hati Institute, Erbe Sentanu, Somerset Appartment, Jakarta, tanggal 14-16 November 2008.

4 Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang ada dalam pikiran anda, tuliskan :